Oleh: Evita Rahmadhani
Saat menulis cerita ini, aku duduk di bangku kelas 12. Banyak kisah yang terukir selama aku bersekolah, salah satunya adalah pengalaman yang masih membekas hingga kini.
Semua berawal ketika akan diadakan kegiatan Jambore yang setiap tahun diselenggarakan oleh DKR Curugkembar. Awalnya, aku sempat ragu untuk ikut karena banyak pertimbangan yang terlintas di benakku. Namun, melihat teman-teman yang begitu antusias mendaftar, perlahan aku mulai tertarik. Terlebih lagi, kegiatan ini diikuti oleh beberapa sekolah menengah atas di Curugkembar, membuatku merasa sayang jika melewatkannya.
Singkat cerita, panitia DKR mengadakan rapat untuk membahas tugas pokok dan fungsi (tupoksi) masing-masing anggota panitia. Sayangnya, aku tidak bisa hadir karena ada kendala. Tapi salah satu temanku yang ikut rapat mengabari bahwa aku diberi tugas sebagai Bupati Buper dalam kegiatan Jambore ini. Jujur, aku kaget sekaligus bangga karena mendapatkan amanah yang cukup besar. Dari situlah, pengalaman baru yang tidak terlupakan dimulai.
Selama Jambore, banyak hal seru yang aku lakukan. Salah satunya adalah mengajak adik-adik di kawasan tempat tinggalku untuk melaksanakan salat berjamaah di masjid. Rasanya senang sekali bisa membimbing mereka dan melihat mereka antusias mengikuti setiap kegiatan yang aku pandu. Aku juga membuat beberapa permainan seru agar mereka tidak bosan dan tidak mengganggu teman-teman paskibra yang sedang serius berlatih.
Tapi, ada satu kejadian kocak yang sampai sekarang masih bikin aku senyum-senyum sendiri kalau ingat. Saat itu, karena terlalu excited mengajak mereka main, aku malah terjatuh karena tersandung pancang tenda. Sontak semua orang yang ada di sekitar langsung menoleh ke arahku. Reaksi mereka pun bermacam-macam — ada yang tertawa keras, ada yang kelihatan khawatir, bahkan ada juga yang malah iseng mengejek sambil senyum-senyum.
Dari kejadian itu aku belajar satu hal — sebersemangat apa pun, tetap harus hati-hati. Tapi jujur, itu jadi salah satu momen paling lucu selama Jambore.
Oh iya, ada satu hal lagi yang nggak kalah seru. Selama Jambore aku malah dapat julukan baru dari adik-adik dan teman-teman, yaitu “Kakak Galak”. Katanya sih karena wajahku kelihatan galak, padahal aslinya aku cuma tegas aja, hahaha. Awalnya sempat kaget dipanggil gitu, tapi lama-lama aku malah ketawa sendiri dengar julukan itu.
Semuanya jadi kenangan indah buatku. Dari mulai rasa ragu di awal, pengalaman baru, sampai momen lucu yang bikin aku malu sendiri — semuanya ngasih pelajaran dan cerita yang bakal selalu aku ingat sampai kapan pun.
Pesan untuk Sekolah:
Terima kasih untuk sekolahku yang selalu memberikan kesempatan kepada siswa-siswinya untuk ikut dalam berbagai kegiatan positif di luar kelas. Kegiatan seperti Jambore ini sangat bermanfaat untuk membangun karakter, melatih kerja sama, dan menambah pengalaman yang mungkin tidak akan kami dapatkan di pelajaran biasa. Semoga ke depannya, sekolah terus mendukung dan memfasilitasi kegiatan-kegiatan seperti ini, agar semakin banyak siswa yang merasakan pengalaman berharga seperti yang aku alami.